Saya menjalankan sekolah menjejalkan di kota pedesaan tertentu. - - Selain mata pelajaran seperti bahasa Jepang dan aritmatika, kami juga mulai mengajarkan ``Pendidikan Kesehatan dan Jasmani'' atas permintaan orang tua. - - Kami berharap siswa kami memperoleh pengetahuan seksual yang benar dan tumbuh sehat. - - Kami secara aktif berpartisipasi dalam acara asosiasi lingkungan. - - Kami mendapatkan kepercayaan dari tetangga kami dengan memperdalam hubungan kami dengan mereka melalui kegiatan seperti membersihkan area, menjadi sukarelawan di dapur umum, dan mengumpulkan sampah. - - Suatu hari, seorang siswi mengunjungi sekolah penjejalan. - - Seperti biasa, saya sedang mengajar kelas ``Kesehatan dan Pendidikan Jasmani'', namun saya menerima ``permintaan tertentu'' dari seorang siswa. - - Dia bilang, ``Aku ingin benar-benar melihat penis.'' - Awalnya aku terkejut, tapi melihat keseriusan di matanya, aku memutuskan untuk menerima permintaannya. - - Dari sana, permintaan siswa meningkat, dan mereka mulai mengatakan hal-hal seperti, ``Saya ingin mengukur ukuran ereksi saya,'' ``Saya ingin melihat mereka ejakulasi,'' dan ``Saya ingin berlatih - punya anak.'' - Awalnya aku menolak mentah-mentah, tapi dia bilang padaku, ``Jika kamu tidak setuju, aku akan bilang ke ibu dan ayah kalau aku memperlihatkan penisku.'' Pada akhirnya, aku malah melakukan creampie - berhubungan seks dengan siswa tersebut. - - . - - Dia berpura-pura tidak bersalah, tapi rupanya dia adalah ``gadis cabul yang mengerikan''. - - Saya menghabiskan hari-hari saya dengan perasaan sangat cemas apakah orang tua saya akan mengetahuinya atau apakah reputasi saya di lingkungan sekitar akan buruk.